
Gen Z tentunya kini sudah mulai sibuk mencari tahu informasi seputar perkembangan politik, mengingat perhelatan pemilu tinggal menghitung bulan. Pertanyaan tentang korupsi dan penanganannya oleh presiden terpilih kelak menjadi salah satu perhatian utama yang wajib masuk ke dalam daftar program pemerintah selain beragam isu politik dan sosial lainnya. Di sisi lain, sudah jadi rahasia umum jika pemilu menjadi momentum bagi tiap partai politik untuk menjaring simpatisan. Tidak sedikit yang mulai menargetkan generasi muda termasuk Gen Z untuk ikut serta dalam menjadi bagian partai politik.
Partai politik sendiri merupakan organisasi yang didirikan secara sukarela oleh sekelompok masyarakat dengan tujuan dan cita-cita bersama. Fungsi utamanya adalah untuk mewadahi sekaligus memperjuangkan kepentingan politik, tidak hanya untuk anggotanya saja, namun juga untuk masyarakat luas secara keseluruhan. Partai politik di Indonesia sudah hadir bahkan sebelum Indonesia memperoleh kemerdekaan. Kini berbagai macam partai kian berkembang dan menjadi wakil bagi sejumlah kelompok masyarakat dengan agenda politik yang berbeda satu dengan lainnya, namun tetap berfokus pada kemajuan bangsa.
Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, di mana partai politik banyak menargetkan masyarakat pedesaan dan masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah hingga kebawah sebagai target sosialisasi politik utama. Kini partai politik harus usaha keras dan mempertajam strategi untuk bisa menarik perhatian dan simpatisan para pemilih muda. Pendekatan serta pola komunikasi juga mesti diperbarui selaras dengan program maupun kebijakan yang akan ditawarkan, tentu tidak hanya bisa mewakili mayoritas kepentingan masyarakat secara umum namun harus mampu mewadahi kepentingan para generasi muda tersebut.
Usaha Parpol Menarik Suara Anak Muda
Kira-kira cara apa saja sih yang dilakukan oleh para parpol untuk bisa menarik hati Gen Z, apakah masih relevan bagi para generasi muda untuk bergabung menjadi bagian partai? Nyatanya, generasi muda, Milenial dan Gen Z, merupakan generasi pintar yang tidak hanya turut memperhatikan isu politik yang berkembang di sekitar mereka, namun juga termasuk vokal dalam menyuarakan aspirasi dan opini di muka publik. Belum lagi kemampuan mereka dalam beradaptasi dengan lingkungan modern yang syarat akan teknologi canggih dan juga tingginya saling tukar informasi melalui media sosial, membuat generasi Milenial terutama Gen Z cukup sulit dikecoh hanya dengan program rayuan semata.
Partai politik kini perlu melakukan transformasi untuk bisa memberikan respon akan kecenderungan politik tiap anak muda. Dapat dilakukan dengan mengangkat isu keseharian di sekitar anak muda, seperti hak-hak LGBT, hak reproduksi, masalah pengangguran dan bisnis, korupsi yang masih menjamur bahkan hingga menyangkut isu-isu sosial dan lingkungan. Dengan hadir dan mengangkat isu keseharian, paling tidak anak muda akan berinteraksi dengan partai melalui media sosial serta membantu menyebarkan sosialisasi politik partai dengan lebih luas.
Selain itu, partai politik juga harus melibatkan anak muda langsung ke dalam setiap kegiatan partai. Salah satu caranya adalah dengan menjadikan anak muda sebagai kader politik yang tidak hanya bersuara melalui media sosial namun juga aktif berkontribusi dalam percakapan politik di forum-forum penting. Langkah ini akan secara tidak langsung akan membuat anak muda lainnya terpengaruh dan mendengarkan suara partai karena tahu ada wakil dari generasi mereka yang turut memperjuangkan hak-hak nantinya di kursi parlemen.
Terakhir, partai politik juga wajib memanfaatkan platform digital yang ada dan aktif digunakan oleh generasi muda, tidak hanya untuk berinteraksi namun juga turut serta dalam perbincangan sehari-hari bahkan jika pun tidak berkaitan dengan agenda politik. Salah satunya dengan rutin membuat konten politik dan non politik hingga mengadakan event dibidang bisnis atau fashion. Dengan cara ini partai politik dapat mengikuti narasi politik versi Gen Z dan secara tidak langsung dapat mensosialisasikan agenda politiknya kepada calon simpatisan.
Kemudian, yang tidak kalah pentingnya, Gen Z sebagai generasi yang sangat melek dengan informasi online, hendaknya juga musti membekali diri dengan pengetahuan mengenai politik yang berintegritas. Agar Gen Z tahu mana partai politik yang benar-benar menyuarakan aspirasi masyarakat. Maka dari itu, yuk, tambah lebih banyak informasi mengenai politik cerdas berintegritas dengan megunjungi situs Pusat Edukasi Antikorupsi atau ACLC KPK!